Berharap yang tak pasti, itulah adalah hal yang sangat tak menyenangkan. Berbuat jujur dan baik, tapi ditindas dengan beringas oleh para kaum yang mengaku terhormat dan berpendidikan tinggi. Hai para pejabat, kami tidak menyalahkan apa yang anda telah raih, kami tidak menyalahkan anda sebagai orang kaya, kami tidak iri dan dengki karena anda berkuasa, toh kami juga yang memilih anda. Tapi ingatkah janji anda disaat kampanye dulu? atau wajah senyum dan keramahan anda disaat anda turun ke tanah yang becek dan berpanas-panasan bersama kami?
Janji tinggal lah janji. Janji para politikus adalah busuk. Memainkan perasaan hati nurani yang paling dalam. Jangan salahkan rakyat berubah beringas dan jahat. Karena mereka telah anda jahati dengan permainana kotor ala tikus berdasi yang hanya mementingkan kaum anda saja.
Wahai presiden yang terhormat. Jika itu masih pantas anda sandang di setiap anda berkata " Wahai rakyatku tercinta". Kami sudah letih dan sakit menunggu cinta yang anda maksud itu dengan kemiskinan yang semakin jadi, pengangguran bagaikan "pekerjaan" yang baru, kriminalitas menjadi jalan pintas untuk bertahan hidup, pelayanan masyarakat yang hanya melayani orang-orang berduit, hukum yang menimbang berat atau tidak amplop yang diberikan. Kemana arah bangsa ini?
Maaf pak presiden yang hanya tahu pencritaan. Anda itu busuk. Memainkan permainan busuk seperti
tikus di got-got. Anda menyingkirkan orang-orang yang bertindak benar demi kemajuan bangsa ini. Tapi anda bela orang-orang yang telah menodai nilai-nilai kemanusiaan dan semangat persatuan bangsa.
Maaf presiden. Aku benci kau yang suka berbohong kepada publik.
Kami memang miskin dan tak punya kekuasaan, tapi lebih punya harga diri.
No comments:
Post a Comment
Thanks for visit