Cerita di Ujung Malam

Mata ini seperti ingin terus bekerja tanpa henti, membuatku terus terjaga hingga larut malam. Hanya suara makhluk makhluk hutan bakau di saat air laut mulai pasang menggenangi hutan bakau yang menjadi rumah sebagian binatang liar.

Langit begitu indah dengan garis putih dari gugusan bintang bintang di langit utara ini. Sesekali sebuah meteor melintas dengan cepat menembus atmosfer bumi tanpa arah yang pasti. Angin malam terasa menusuk hingga membuatku beranjak ke kamar untuk menutup mata menandakan bahwa ini sudah larut malam.

Jika ada tangga yang menghubungkan bumi ke langit malam ini, tentu aku ingin bertamasya ke luar angkasa yang tiada ujung di penglihatan ku ini. Atau saja jarak bintang bintang di langit bisa ku dekatkan sedikit agar malam ku terang dengan gugusan bintang bintang. Lalu aku akan pilih bintang yang paling indah warnanya dan ku beri nama Juni Tania si peri peri yang tanpa sayap.

Tapi aku sadar aku masih di sini dibawah langit bermandikan embun malam. Dan bintang itu kini telah bersinar terang disampingku.